Pages

Selasa, 26 Agustus 2014

Lomba Pidato Kependudukan Tingkat Nasional *part 1

Lima Belas Agustus Dua Ribu Empat Belas. Pukul 07.30 WIB kami tiba di Bandara Soekarno- Hatta, 2 jam penerbangan dari bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan. Perjalanan kali ini Saya ditemani seorang pendamping dari provinsi yang pada saat itu hingga saat ini Saya panggil " Kakaron". Setibanya di Bandara kami langsung menuju baggage claim karena barang Saya yang melimpah ruah untuk ukuran satu orang. Beberapa menit menunggu bersama penumpang lainnya, Kami segera keluar dan berbelok ke arah kiri dari pintu keluar, Saya ingat dengan jelas pada saat itu derap langkah kami bertautan melawan waktu, Saya tidak tau apa persisnya yang sedang mengejar kami. Ya, tidak ada siapapun dibelakang kami dan saya rasa Kakaron juga tidak punya janji dengan orang lain.  Roda troli terus berputar, dengan kekuatan yang cukup penuh Saya membantu kakak mendorong pada saat itu tangan kirinya dengan jelas memegang telepon dan asyik berbicara. Saya  merasa cukup terkejut dengan apa yang Saya lihat, sesuatu yang tidak Saya bayangkan sebelumnya, hal yang biasa saja sebenarnya hanya saja setiap kali perjalanan ke  Kota Jakarta selalu ada mobil yang menjemput rombongan, Kakaron ngajarin pengalaman baru, Saya anggap ini petualangan karena dapat melihat mobil - mobil kecil lalu lalang disebelah kendaraan ini, ya " Bus ". Kakaron dengan sukses ngajarin naik Bus di Jakarta.  Bagi Saya seriusan ini hal yang menyenangkan ^.^ ( Pantesan jalannya buru". Takut ketinggalan Bus :D )

" Segini aja Kak penumpangnya?" Tanya Saya sembari mengamati  keadaan di dalam Bus. Bus tersebut dipenuhi dengan fasilitas pendingin ruangan, wifi, sandaran kaki, toilet dan juga ada korden - korden untuk membuat penumpang nyaman. " Jangan ge-er dulu , singgah nanti Bus ini bakal dipenuhi penumpang" Jawab Kakaron sambil mempersilahkan Saya mengambil tempat duduk didekat jendela. Perjalanan melihat - lihat Jakarta dari ketinggian ( Ketinggian Bus loh ya :p ) terasa tidak berlangsung lama, banyak waktu yang digunakan untuk melepas penat setelah perjalanan ekstra  ( pagi tiba dirumah perjalanan kembali dari Bandung dan malam langsung meluncur dari rumah ke Balikpapan menuju Jakarta ( Sangatta - Balikpapan +- 7 jam ), dibarengi menghafal naskah pidato.

Dengan malas-malasan beranjak dari kursi Bus. Kakaron mengatakan segera untuk berdiri dan keluar dari Bus. Ini adalah puncak dari semua kejadian yang tidak terbayangkan dan pelajaran yang sangat - sangat mendalam, ( berada disituasi ini bukan hal yang mudah tapi kenyataannya aku bisaa melewatinya dengan sangat baik )

0 komentar: