Sebagai Bangsa yang majemuk kita memiliki keragaman suku, bahasa, budaya dan kearifan. Unity in Diversity. -SBY-
Ini bukan kali pertama Saya melihat atau hadir dalam pesta adat yang diadakan oleh Suku Dayak Wehea Kabupaten Kutai Timur yaitu Lom Plai.
Lom Plai sendiri berarti pesta panen yang setiap tahun diadakan sebagai bentuk kesyukuran atas rezeki hasil panen dan kedamaian yang diberikan. Lom Plai diadakan pada bulan april setiap tahunnya. Kali ini, Saya tidak absen untuk hadir diacara ini.. yaahh walaupun kalau Saya nggak hadir jugak nggak ngaruh sih, acaranya bakalan tetap jalan XD...
Hanya saja disini Saya ingin berbagi sedikit, mengingat selama empat tahun kehadiran blog ini nggak pernah sekalipun ngebahas Lom Plai.
Lom Plai kali ini sedikit berbeda dan menurut Saya lebih berkesan dari sebelumnya, mungkin karena kesederhanaan dan rasa kebersamaan yang lebih besar dari sebelumnya.
2 Tahun sebelumnya Saya pergi bersama tim dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan tahun ini Saya bersama tim dari Dinas Kebudayaan (Oopsss.. mereka pisah dah nggak akur lagi hahaha). Tim sebelumnya jugak sudah luar biasa dan menyenangkan (sungguh) hanya yang berbeda dari tim yang sekarang ini adalah kita diajarkan untuk menjadi survivor yang luar biasa dan manajer yang akurat dalam keterbatasan keuangan, yup kondisi negara yang sedang sangat defisit sejak pertengahan tahun 2016 masih berlanjut sampai saat ini (semoga segera berakhir, aamiin).
Yang cukup membuat Saya terkesan adalah saat di pertengahan perjalanan kita singgah untuk makan bersama. ini sangat luar biasa.
Rombongan kami meninggalkan sangatta pukul 04.30 pagi (sudah telat 1 1/2 jam dari jadwal yang direncanakan) Berangkat dengan jumlah 17 orang , 3 mobil menuju kecamatan Muara Wahau, Kami melalui jalan Rantau Pulung - Wahau ( rada was-was karena beberapa hari sebelumnya ada berita bahwa ada jalan rantau pulung yang putus tapi syukurnya sudah aman saat kami lewati). Dinginnya angin menusuk tulang tetapi indahnya panorama subuh tetap membuat kami terjaga dan bercerita sepanjang jalan (sempat ada adegan tersesat atau salah ambil jalan karena asyiknya cerita, ini terjdi di 3 mobil.. hahaha). Sekitar 2 jam perjalanan akhirnya kami memutuskan berhenti dan makan ( pertamanya aku nggak ngeh gitu.. kok tiba -tiba berhenti kirain ada yang mau buang air kecil, soalnya nggak ada warung ditempat kami berhenti) dan dengan gesitnya Bu Septi dan Kak Anas membuka bagasi mobil dan mengeluarkan peralatan, tikar, plastik berisi bermacam tupperware yang ternyata jeng ... jeng.. jeng.. berisi makanan (lengkap, lauk,sayur,ikan,sambel dan juga ada ketan) yang ngebikin excited lagi ternyata Bu Septi yang masak ( Fix, standing applause buat Bu Septi yang kecehh badaiiiiii). Satu mobil yang mendahului Kami, mundur kembali menyusul dan akhirnya kita makan bersama (serius, rasanya nyaman banget, bukan lapar sih tapi suasanya yang ngajak mulut ngunyah terus hahahaha) semua orang ambil gaya bebas, ada yang berdiri, jongkok atau duduk dipinggiran tikar..
Setelah selesai makan, yah U know whatlah, namanya orang Indonesia pasti cekrek dikit (intinya setiap momen perlu diabadikan.. secara pribadi Saya sih setuju ^^ ).
Makan gaya bebas ^^ |
Tuhkan keren pemandangan plus suasanaya.. btw Saya eksotis kaliii ;D |
Kami melanjutkan perjalanan..
kira - kira pukul 09.00 pagi waktu setempat Kami tib Di Desa Nehas Liah Bing Kecamatan Muara Wahau ( sebelum sampai di Desa ini ada satu kali adegan nyasar.. hahahahhh) Hal pertam yang kami lakukan adalah mengunjungi rumah ketua Adat Suku tersebut yaitu Bapak Ledjie Taq. Saat kami tiba , Bapak Kepala Suku masih menerima beberapa tamu dan ada bubuhan Bobby,Ishak dan juga Wiryadi yang lagi ngerecord Pak Ledjie Taq (langkah cepat lagi bubuhannya, cool). Kami selonjoran diteras rumah Kepala Suku tidak lama berselang Kepala Suku keluar dan menyapa kami, Beliau mengatakan " Masuk.. masuk.. makan.. buat air minum" (hihihihi intinya Bapak pengen kita nyaman dan nggak canggung itu aja sihhhhhhh).
Tidak lama kemudian, Bapak Ledjie Taq menyuruh kami untuk tinggal disalah satu rumah warga yang sudah disiapkan untuk menyambut tamu. Nama Bapaknya Idrus (ada rasa tenang dalam hati aku^^) dan ternyata rumah Bapak Idrus besar dan panjang (Great, batinku). Kami langsung memasukkan barang - barang ke kamar dan baring - baring ruang depan, beberapa orang memutuskan untuk mengambil gambar dipintu gerbang desa (Saya memilih cari colokan, kepo banget pengen baca sinopsis buku Bangkok yang tertinggal diatas kotak blender argghhhhhhh).
Pukul 02.00 siang, Kak Anas, Bu Septi dan Mba Mega sudah repot lagi didapur buat masak (telur dan sarden hehehe) setelah beberapa jam tertidur dan ternyata kami lapar lagi, lebihnya makanan dari yang dibawa masih ada, di makan lagi sampai habis (mantap).
Setelah selesai makan, datang rombomham baru memasuki rumah (Saya pikir bakalan dah ni tinggal sendiri satu rombongan dirumah ini ,eh ternyata kita harus berbagiiiiii ^^).
Mereka tim Jejak Budaya (yang Ignya Hits beisi seputar Kebudayaan Kalimantan Timur, over all sangat membantu untuk mengembangkan dan melestarikan budaya kita)
(continue)