Saat Kita mengharapkan seseorang untuk selalu hadir disetiap waktu yang terlewati. Yah, merindukan kehadirannya, Sosoknya yang jauh dan hanya meninggalkan bayang-bayang, merindukan suaranya untuk menyapa, mengatakan " Hai, Apa Kabar?" atau " Kamu sedang apa?" atau " Apa Kamu pernah memikirkanku?" atau banyak lagi yang selalu muncul di setiap bagian harapan. Menunggu dan terus menunggu, ditinggalkan waktu serta tidak menyadari secara pasti apa saja yang telah terjadi. Waktu sungguh cepat berlari. Dia, orang yang diharapkan tidak kunjung datang, acuh , tidak perduli sedikitpun apa yang terjadi terhadap diri ini, pikiran ini hati ini. Dia hilang. Dia pergi dan menghilang. Berada didalam kerapuhan kemudian mencoba mengumpulkan kepingan - kepingan kekuatan hingga akhirnya menyadari bahwa Akulah kapten untuk jiwa ku, tubuh ku, hati ku, tinggalkan keinginan untuk menghadirkannya . Tidak, tidak pernah dilupakan dan hanya mengalihkannya ke kebiasaan yang lain. Menikmati kehidupan baru, tantangan demi tantangan terjawab. Ya, menemukan kebahagiaan baru hingga tidak punya waktu untuk memikirkannya bahkan sekedar membayangkan sudah terasa hambar.
Pada kenyataannya Diri ini dan Kita tidak pernah tau seperti apa takdir menulis kisah kita, Ia tidak menceritakan, ia langsung menempatkan kita diposisi yang tidak pernah terduga sebelumnya, sungguh tidak tertebak. Ketika Ia datang dan secara sangat tiba-tiba memberikan perhatian karena menyadari betapa Kau memiliki suatu perbedaan yang dapat membuatnya nyaman, Ia datang tanpa ditunggu,tidak ada harapan yang panjang. Ia datang dan semua terasa begitu mudah. Apa Hati ini masih memiliki rasa seperti yang lalu? setelah terabaikan? apa hati masih bisa menerima ? Dia datang !!!